Disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan seorang pria untuk mempertahankan ereksi. Biasanya disfungsi seksual disebabkan oleh faktor fisik seperti penyakit jantung, diabetes, dan obesitas. Gaya hidup yang buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan juga bisa memicu impotensi.
Kesehatan pada fisik seseorang ternyata juga berpengaruh pada masalah impotensi ini. Jika seseorang memiliki kondisi tubuh yang kurang fit, kemungkinan masalah ini akan mempengaruhi fungsi seksual seseorang. Namun, jika pada kondisi fisik seseorang dalam keadaan sehat, fungsi seksual akan berjalan seperti biasa. Tidak hanya fisik, masalah terhadap psikologis juga bisa membuat seseorang mengalami masalah disfungsi ereksi atau impotensi.
Pada dasarnya, sebelum melakukan pengobatan maka sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu gejala psikologis yang mempengaruhi ke alat reproduksi Anda. Salah satunya adalah langsung meminta penanganan dokter maupun klinik kelamin untuk detail lengkapnya.
Masalah pada psikologis ini merupakan jenis masalah yang tidak mudah untuk disembuhkan dan tergolong masalah yang paling sulit karena tidak semua masalah psikologis dapat ditemukan akar penyebabnya. Faktor psikologis sangat berperan untuk bertanggung jawab atas hampir 20 persen kasus masalah seksual pada pria. Dan berbagai jenis masalah yang memengaruhi emosi seseorang ternyata bisa menjadi pemicu terjadinya gangguan seksual pada pria. Pasalnya, masalah yang membebani pikirannya akan mempengaruhi jalannya proses ereksi.
Berikut ini merupakan jenis masalah psikologis yang dapat memicu disfungsi ereksi:
- Kecemasan
Masalah psikologis dapat memiliki efek fisik yang nyata, salah satunya kecemasan. Kecemasan dapat menyebabkan peningkatan pada detak jantung, masalah tekanan darah, dan kelelahan pada tubuh yang ekstrim
Seiring berjalannya waktu, hal tersebut dapat memengaruhi fungsi seksual pria, salah satunya memicu impotensi. Jika pria mengalami kondisi merasa cemas terkadang pria akan menolak untuk berhubungan intim.
Akibat merasa cemas biasanya tidak bisa melakukan hubungan intim dengan baik. Oleh karena itu kecemasan dapat mengakibatkan seorang pria tidak mendapat menerima ransangan dengan baik.
- Depresi
Depresi sering kali menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi pada otak. Kondisi tersebut dapat memengaruhi gairah dan fungsi seksual pada pria. Dan kabar baiknya, dari banyaknya pria bisa mendapatkan kembali gairah dan fungsi seksualnya setelah mendapatkan penanganan depresi dengan tepat.
Seseorang dalam keadaan depresi, seseorang tidak dapat menerima ransangan dengan baik dan dapat memengaruhi kondisi fisik maupun psikologis. Sehingga orang yang mengalami depresi, rentan untuk mengalami disfungsi pada ereksi atau impotensi. Dan kurang tepat jika seseorang mengalami depresi mengonsumsi obat karena kurang baik bagi kesehatan seksual seseorang.
- Stress
Stress dapat memngaruhi kemampuan pria untuk mencapai dan mempertahankan kinerja seksualnya.
- Masalah hubungan
Masalah hubungan dengan pasangan contohnya seperti komunikasi yang kurang baik yang dapat memicu hasrat dan fungsi seksual pada pria. Jika sulit untuk menyelesaikan masalah pada pasangan, segeralah mencari bantuan seperti konselor atau terapis pasangan.
Di samping itu, dengan hal seperti ini maka akan membuat pasangan suami istri terlebih pada pria mengalami gejala anyang-anyangan seperti rasa nyeri di sekitar penis.
- Perasaan bersalah yang berlebihan
Ketika pasangan mengeluh bahwa tidak merasakan kepuasaan dalam berhubungan intim, tentu saja hal itu akan membuat kita merasa bersalah dan kurang percaya diri saat berhubungan seksual. Ada baiknya jika ingin berhubungan seksual dengan pasangan adalah dengan menghindari perasaan ini karena akan berpengaruh pada kondisi psikologis dan membuat gairah seksual menurun.
Membicarakan kondisi yang sedang dialami pada pasangan adalah solusi yang tepat. Disamping itu, siapkan diri anda jika anda ingin melakukan hubungan seksual anda dengan pasangnan anda dan bicaralah pada pasangan anda untuk membahas hal-hal yang dapat membuat gairah seksual anda menurun.